Jumat, 20 Desember 2013


KEPEMIMPINAN KESEHATAN SEMUA
Oleh : TOBOK JONATHAN SIANTURI


I.1 LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.


I.2 Kepemimpinan itu gimana ?
Dari latar belakang masalah yang di uraikan, banyak permasalahan yang didapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
1. Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?
2.  Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
3.  Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani?
4.    Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati?
5.  Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan?

II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.



Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
1.Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2.Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

 
3.Menurut  Macc.  Profoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
4.Menurut  Lao  Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
5.Menurut   Davis  and  Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.



Kepemimpinan menurut Pancasila,                               
Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
1. Ing Ngarsa Sung Tuladho : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
2.KaarsIng Madya Mangun  : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
3. Tut Wuri Handayani: Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.



Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat  simpulkan bahwa :                                       
Pemimpin adalah sikap dan gaya yang baik untuk mengurus atau orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat mengatur orang lain.
 
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.   
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.              
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.                                               
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas.


Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.



Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.   Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
- Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
- Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

 NEXT KE TEORI KEPEMIMPINAN
THANKYOU 

Sabtu, 02 November 2013

Penetapan Kadar Asam Salisilat dalam Bedak (Cc: Darma hermawan-Tobok Js)



PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK YANG
BEREDAR DI APOTEK SEKITAR DAERAH SUNGGAL SECARA
TITRASI ASAM BASA
TAHUN 2013




KARYA TULIS ILMIAH




OLEH :
DARMA HERMAWAN
10.06.057



















PROGRAM STUDI ANALISA FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2013

PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK YANG
BEREDAR DI APOTEK SEKITAR DAERAH SUNGGAL SECARA
TITRASI ASAM BASA
TAHUN 2013




KARYA TULIS ILMIAH


Dilakukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Sebagai Ahli Madya Analisa Farmasi Dan Makanan


OLEH :
DARMA HERMAWAN
10.06.057

















PROGRAM STUDI ANALISA FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2013


LEMBAR PERSETUJUAN



PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK YANG
BEREDAR DI APOTEK SEKITAR DAERAH SUNGGAL SECARA
TITRASI ASAM BASA
TAHUN 2013




OLEH :
DARMA HERMAWAN
NIM : 10.06.057





         Medan,  Juli  2013
                    Menyetujui :                                                    Mengetahui :
              Dosen Pembimbing                                        Ketua Program Studi
                              
                                                  Analisa Farmasi dan Makanan
                                                                                         FAKULTAS MIPA
                                                                                             Universitas Sari Mutiara Indonesia





         (Dra. Basaria Silalahi, Apt)                      (Dra. Ganda Mauli Simorangkir, Apt)








LEMBAR PENGESAHAN


PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK YANG
BEREDAR DI APOTEK SEKITAR DAERAH SUNGGAL SECARA
TITRASI ASAM BASA
TAHUN 2013



OLEH :
DARMA HERMAWAN
NIM : 10.06.057

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipertahankan
Didepan Tim Penguji Pada Tanggal 01 Juli 2013


  Medan,  Juli  2013
                                                                                        Mengetahui :
                                                                                   Ketua Program Studi
                              
                                             Analisa Farmasi dan Makanan
                                                                                     FAKULTAS MIPA            
                                                                        Universitas Sari Mutiara Indonesia





                                                                   ( Dra. Ganda Mauli Simorangkir, Apt )




Penguji I                                           Penguji II                                Penguji III







(Dra. Cut  Fatimah, M. Si, Apt)                        ( Drs. Nelson Simanjuntak)                 (Dra. Basaria Silalahi, Apt)
 


ABSTRAK

Program studi        : Analisa Farmasi dan Makanan Fakultas MIPA Universitas Sari Mutiara Indonesia
Tahun                     : 2013
Nama                      : Darma Hermawan
Judul                       : PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK YANG BEREDAR DI APOTEK SEKITAR DAERAH SUNGGAL SECARA TITRASI ASAM BASA TAHUN 2013
Jumlah Halaman    : vii + 43
Kepustakaan          : 6 buah

            Telah dilakukan penelitian kadar Asam salisilat pada sediaan Bedak Marck yang beredar di Apotek sekitar Daerah Sunggal secara Titrasi Asam Basa Tahun 2013.
            Dari hasil penelitian yang dilakukan pada penetapan kadar Asam salisilat pada sediaan Bedak Marck dari tiga sampel dengan nomor Batch yang berbeda memenuhi persyaratan yang di keluarkan oleh badan pom bahwasannya kadar asam salisilat dalam bedak marcks maksimal 0,5%.



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia_Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Karya Tulis Ilmiah ini di susun dengan judul "PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT PADA BEDAK MARCK YANG BEREDAR DI APOTEK SEKITAR SUNGGAL SECARA TITRASI ASAM BASA TAHUN 2013”.
Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta dorongan dari pihak secara langsung maupun tidak langsung, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat saya selesaikan.Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Bapak Drs. W. Purba, selaku ketua Yayasan Universitas Sari Mutiara Indonesia dan Ibu Dr. Ivan Elisabeth, M, Kes selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia.
2.      Ibu Dra. Ganda Mauli Simorangkir, Apt selaku Ketua Program Studi Analisa Farmasi dan Makanan Fakultas MIPA Universitas Sari Mutiara Indonesia.
3.      Ibu Dra. Basaria Silalahi , Apt. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan serta memberikan saran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4.      Ibu Dra. Fanny L.Tobing. selaku sekretaris selaku Sekretaris Program Studi Analisa Farmasi dan Makanan Fakultas MIPA Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5.      Seluruh staf Pegawai di Program Studi Analisa Farmasi dan Makanan Fakultas MIPA Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan, yang telah membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.
6.      Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama masa pendidikan di Program Studi Analisa Farmasi dan Makanan Fakultas MIPA Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan, yang telah membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.
7.      Yang teristimewa untuk kedua Orang Tua penulis yang sangat penulis cinta dan sayangi, Ayahanda H.Markum,Spd dan Ibunda Hj.Sudarmi,Spd, buat abang saya Darma Agusanda S.kep dan adik saya Darma Satrio,serta keluarga besar saya.  Yang telah banyak memberikan dukungan baik secara moral dan moril, semangat dan juga doa yang tulus kepada penulis.
8.      Serta sahabat dan teman-teman penulis terkhususnya pacar saya Ratna Sari, Putra Maulana Nst, Tobok Jonathan Sianturi,Herman gaol, Arif, Ida Royani,  Dina Indriani, Ari Dwi, Anggraini Lestari, serta seluruh teman-teman 3.2 dan 3.1 yang banyak membantu,dan memberikan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama kepada penulis.
Medan,      Juli 2013
      Darma Hermawan
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang............................................................................................ 1
1.2  Perumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3  Pembatasan Masalah................................................................................... 2
1.4  Tujuan Penelitian........................................................................................ 2
1.5  Manfaat Penelitian...................................................................................... 3
1.6  Metodologi Penelitian................................................................................. 3
1.7  Lokasi Penelitian......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Uraian Umum............................................................................................. 4
2.2  Farmakologi................................................................................................ 5
2.2.1        Pemakaian................................................................................. 5
2.2.2        Mekanisme Kerja...................................................................... 5
2.2.3        Absorbsi dan ekstraksi.............................................................. 6
2.2.4        Efek Toksik............................................................................... 6
2.3  Teori Asam Basa......................................................................................... 7
2.3.1        Teori Archenius......................................................................... 7
2.3.2        Teori Bronsted-lowry................................................................ 8
2.3.3        Prinsip Titrasi Asam Basa......................................................... 8
2.3.4        Titrasi Asam Basa..................................................................... 9
2.3.5        Indikator Asam Basa................................................................ 9
2.3.6        Jenis-jenis Indikator................................................................ 10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat Yang Digunakan…………………………………………............... 11
3.2 Bahan Yang Digunakan………………………………………................ 11
3.3  Pembuatan Larutan Pereaksi……………………………………............. 12
3.3.1        Pembuatan Air Bebas CO2………………………………..    12
3.3.2        Pembuatan Etanol Netral……………………………............ 12
3.3.3        Pembuatan Indikator Fenolftalein………………….............. 12
3.3.4        Larutan NaOH 0,1 N …………………………..................... 12
3.4  Pembakuan NaOH 0,1 N………………………………………….......... 12
3.5  Prosedur Kerja………………………………………………….............. 13
3.6  Perhitungan Kadar………………………………………………............ 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil.......................................................................................................... 14
4.1.1  Perhitungan Normalitas Larutan NaOH 0,1 N...................................... 14
4.1.2  Data Perhitungan Kadar Sampel Kode A.............................................. 14
4.1.3  Data Perhitungan Kadar Sampel Kode B.............................................. 14
4.1.4  Data Perhitungan Kadar Sampel Kode C.............................................. 14
4.1.4  Data Perhitungan Persentase Kadar Rata-rata dan
         Perhitungan Standart Deviasi Kadar Asam Salisilat............................... 14
4.2. Pembahasan............................................................................................... 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan............................................................................................... 16
5.2. Saran......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA



DAFTAR LAMPIRAN

       I.            Perhitungan Hasil Pembakuan Larutan NaOH.......................................... 17
    II.            Perhitungan Kadar Asam Salisilat Pada Bedak Marck Dengan Kode
Sampel A, B, dan C................................................................................... 19
 III.            Perhitungan Persentase Kadar Rata-rata dan Standart Deviasi
Asam Salisilat Dalam Bedak Marck.......................................................... 31

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Bedak adalah salah satu bagian utama dan terpenting dari kosmetik wanita.Hampir semua wanita pasti memulaskan bedak di pipinya untuk mempercantik penampilan atau hanya sekedar “syarat” belaka. Bahkan bedak hampir tidak bisa dilepaskan dari wanita.bedak yang akan saya ulas disini adalah bedak  keluaran dari PT. Kimia Farma yaitu Marck. Kemasannya yang bundar berwarna putih dengan penutup kuning bergambar perempuan paruh baya.
          Bedak marck memiliki 3 varian warna yaitu : white, cream, dan rose.Bedak Marcks diproduksi oleh PT.Kimia Farma lebih dari 50 tahun yang lalu.Dulu bedak ini dikeluarekan oleh perusahaan peninggalan Belanda yang ketika Indonesia merdeka,maka perusahaan tersebut diambil alih oleh pamerintah Indonesia yang sekarang menjadi (KIMIA FARMA).
           Bedak Marcks ini memiliki kualitas baik,artinya berbahan dasar aman bagi kulit wajah dan tidak mengandung zat berbahaya, seperti hydroquinone atau merkuri.Tetapi pada saat ini Para dokter kulit dan praktisi kecantikan merekomendasikan bedak ini untuk digunakan sehari-hari. Inilah sebabnya bedak Marcks memiliki konsumen yang loyal sejak bertahun-tahun lalu hingga kini.
          Bedak marck yang beredar dipasaran harus memenuhi persyaratan yang di keluarkan oleh badan pom bahwasannya kadar asam salisilat dalam bedak marck maksimal 0,5%. Apabila kadar asam salisilat melebihi kadar tersebut maka akan menimbulkan kerusakan kulit pada wajah atas berlebihnya zat asam salisilat.
          Berdasrkan keterangan inilah maka penulis tertarik memeriksa kadar asam salisilat pada bedak marck.
1.2.  Perumusan Masalah
Apakah kadar asam salisilat dalam sediaan bedak secara titrasi asam basa, sesuai dengan persyaratan yang di keluarkan oleh badan pom bahwasannya kadar asam salisilat dalam bedak marck maksimal 0,5%.

1.3. Pembatasan Masalah
            Mengingat Banyaknya sediaan bedak dipasaran dan diproduksi oleh beberapa industri farmasi, maka penulis hanya mengambil 3 sampel dengan nomor batch yang berbeda.

1.4. Tujuan  Penelitian
Untuk  memeriksa kadar Asam salisilat dalam sediaan bedak apakah memenuhi persyaratan, seperti yang di keluarkan oleh badan pom bahwasannya kadar asam salisilat dalam bedak marcks maksimal 0,5%.

1.5. Manfaat Penelitian
1.      Sebagai  penambah bagi mahasiswa/I tentang penetapan kadar asam salisilat dalam bedak secara titrasi  asam basa.
2.      Untuk menambah wawasan penulis tentang cara penetapan kadar Asam salisilat dalam bedak secara titrasi asam basa.
3.      Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya.

1.6. Metodologi Penelitian
a.       Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari sediaan bedak yang beredar di Apotek sekitar Sunggal
b.      Sampel yang ditentukan adalah bedak Marcks yang dilakukan secara titrasi asam basa.
1.7. Lokasi Penelitian
            Penulis melakukan penelitian dilaboratorium kimia Universitas Sari Mutiara Indonesia.
                                   


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Uraian Umum Acidium Salicylicum :
1.      Rumus molekul     : C7H6O3
2.      Berat molekul        : 138,12
3.      Titik lebur              : 1580C sampai 1610C
4.      Nama Kimia          : Asam salisilat
5.      Pemerian               : Hablur putih, berbentuk jarum halus atau serbuk
hablur halus putih, rasa agak manis, tajam dan stabil di udara.
6.      Kelarutan              : sukar  larut dalam air dan dalam benzene, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter,larut dalm air mendidih,
agak sukar larut dalam klorofrom.
7.      Khasiat                  : Keratolitikum, anti fungsi.
8.      Rumus Bangun     : 
  Asam Salisilat
              COOH
                                   
OH


2.2Farmakologi
2.2.1    Pemakaian
Asam salisilat bersifat sebagai fungsisida dan juga sebagai keratolitika.Asam salisilat sebagai obat luar pada kulit dapat dapat menyebabkan destruksi epithelium kulit.Umumnya asam–asam bersifat bakteriostatik oleh karena asam dapat melepaskan ion hydrogen. Adapunion hydrogen akan merusak protolasma sel bakteri, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan lama kelamaan bakteri akan mati.
2.2.2    Mekanisme kerja
Turunan asam pada umumnya digunakan sebagai anti jamur setempat pada kulit.Mekanisme kerja pada anti jamur turunan ini di sebabkan oleh efek keratolitika.Asam salisilat mempunyai efek keratolitika dan digunakan secara local untuk menghilangkan kutil.Proses penyerapan kulit dan kesanggupan larut dalam lipoid dari suatu obat penting, karena dapat menentukan mudah atau sulitnya di serap kulit. Asam salisilat mengiritasi kulit, mukosa dan merusak epitel kulit.
Sediaan asam salisilat dalam bentuk serbuk tabur adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang di haluskan dan di tujukan untuk pemakaian luar. Karena mempunyai permukkaan yang  luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang di dapatkan.
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topical dapat di kemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaanpada kulit.Pada umumnya serbuk tabur harus dapat melewati ayakan dengan derajat kehalusan tertentu, seperti tertera pada pengayakan dengan derajat halus, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
2.2.3    Absorbsi Ektraksi
Asam  salisilat cepat sekali di absorbsi oleh kulit, terutama bila  berada dalam campuran lemak. Setelah di absorbsi, salisilat di temukan dalam berbagai cairan tubuh seperti cairan sinoviall, peritoneal, pada pemakaian asam  salisilat dapat menimbulkan introksikasi sistemik. Ekskresi asam salisilat terutama di lakukan melalui ginjal. Di dalam urine ditemukan  salisisat dalam bentuk asli.
Ekskresi oleh ginjal berlangsung cukup lambat, 50% dari suatu dikluarkan dalam 24 jam dan jumlah kecil masih di temukan setelah usia 48 jam atau lebih, kadar salisilat dalam serum dapat di pertahankan dengan konstan jika dosis yang di berikan tiap 4-6 jam.
2.2.4    Efek Toksik
Asam salisilat mengiritasi kulit pada pemakaian yang lama, dan dari preparat asam salisilat juga dapat menyebabkan dermatitis, gejela keracunan secara sistematik dapat terjadi bila pemakaian asam salisilat dalam sediaan pada daerah yang luas dari tubuh, dengan konsentrasi 5%.Asam salisilat (asam O-hidroksibenzoat)  mempunyai aktifitas antibakteri tetapi isonernya yaitu para (asam p-hidrosibenzoat) tidak mempunyai aktifitas antibakteri.
Kebalikannya terjadi pada esternya, yaitu metil salisilat yang mempunyai sifat antibakteri yang sangat kecil, tetape metil p-hidroksibenzoat memberikan sifat anti bakteri.Sejumlah ester p-hidroksibenzoat (terutama metil dan propil) digunakan sebagai pengawet, berbagai sediaan farmasi dan kosmetika.Perbedaan aksi antibakteri dari asam bebas dan esternya dapat dijelaskan melalui pembentukan ikatan hydrogen. Hanya isomer  orto (asam salisilat) menunjukkan sifat analgetik dan antifiretik.
Asam salisilat suatu asam kuat dengan pKa = 3,0 dan asam p-hidroksibenzoat mempunyai pKa= 4,5. Asam salisilat kurang larut dalam air jika dibanding isomer para, tetapi koefisien partisi (benzene/air) lebih besar dari sekitar 300 kali.
2.3. Teori Asam Basa
Pada dasarnya prinsip dasar asam basa adalah netralisasi. Yang dimaksud dengan asam basa adalah penetapan kadar asam dengan menggunakan larutan basa. Pada titrasi asam basa ini sebagai pentiter digunakan natrium hidroksida. Kedalam larutan sampel di tambahkan larutan standart basa dengan jumlah yang berlebihan secara kuantitatif , sehingga standart yang kita tambahkan ini di titrasi kembali dengan standart asam.
2.3.1    Teori Archenius
Menurut Archenuis, asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan dalam air berdisosiasi menghasilkan ion  hydrogen  (H+) sebagai satu-satunya ion positif.
HCL→ H+ + CL-
        Asam
Basa adalah suatu zat yang bila di larutkan dalam air berdisosiasi menghilangkan ion hidroksida( OH-) sebagai satu-satunya ion negatif.
                        NaOH→Na + + OH-
           Basa
2.3.2    Teori Bronsted – Lowry
Teori ini merupakan teori umum dari asam basa, karena dapat di terapkan pada semua jenis pelarut, termasuk pelarut organik.
            Menurut teori ini, asam adalah suatu zat yang cenderung untuk melepaskan proton ( donor proton) sedangkan basa cenderung untuk mengikat proton ( akseptorm proton ).
                        Reaksi : HB → H+ + B-
                                      Asam Proton Basa Konjungsi

                        Reaksi : B- + H+ →HB
                                      Basa Proton Asam Konjungsi
2.3.3     Prinsip Titrasi Asam Basa
Prinsip titrasi asam basa adalah suatu reaksi netralisasi ion-ion hidroksida yang mengandung molekoul air.
Reaksi : H+ +O H-→ H2O
            Titrasi asam basa menggunakan larutan standart sekunder dan larutan primer. Larutan standart sekunder adalah larutan yang belum diketahui secara pasti normalitasnya, sehingga untuk mengetahui normalitasnya harus di standarisasi kembali dengan baku primer.
            Contohnya : NaOH , HCL , H2SO4
            Sedangkan larutan baku primer adalah larutan yang sudah diketahui pasti normalitasnya yang di buat dengan cara menimbang dan melarutkan zat baku primer dalam sejumlah tertentu pelarut .
            Contoh : Kalium Biftalat, Asam oksalat , natrium karbonat anhidrat.
2.3.4    Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa adalah penetapan kadar suatu zat (asam atau basa) berdasarkan reaksi asam basa. Bila titran digunakan baku basa maka penetapan tersebut dinamakan alkalimetri, dan bila titran yang di gunakan baku asam maka penetapan tersebut dinamakan acidimetric.
2.3.5    Indikator asam basa 
Indikator asam basa adalah senyawa organic yang berubah warnanya dalam larutan sesuai dengan pH larutan, contohnya adalah kertas lakmus yang berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam, dan berwarna biru dalam larutan basa.Indikator asam basa biasanya merupakan asam basa lemah agar dapat dikatakan protalit lemah.
Berdasarkan zat yang bereaksi :
1.      Titrasi asam kuat dengan basa lemah.
Titrasi asam klorida dengan amonium  hidroksida.
Contoh : HCL + NH4OH → NH4CL + H2O
2.      Ttitrasi asam kuat dan basa kuat.
Titrasi NaOH dengan HCL
Contoh : NaOH + HCL → NaCL + H2O
3.      Titrasi asam lemah dan basa kuat
Titrasi asam asetat dengan natrium hidroksida.
Contoh : CH3COOH + NaOH → CH3COONa +H2O.

2.3.7        Jenis-jenis Indikator
1.      Fenoftalein
2.      Timolftalein
3.      Kuning dimetil
4.      Biru Bromfenol
5.      Merah metil
6.      Merah fenol
7.      Biru timol



BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1. Alat Yang Digunakan :
1.      Batang Pengaduk
2.      Beaker glass                                                     100 ml
3.      Buret                                                                  50 ml
4.      Erlenmeyer                                                      250 ml
5.      Labu Tentukur                                                 100 ml
6.      Klem dan statif
7.      Kertas  saring
8.      Neraca analitik
9.      Pipet Tetes
10.  Tissue gulung ,serbet ,plastic, dan karet.

3.2.Bahan Yang Digunakan :
·         NaOH  0,1 N                           p.a (E.Merck)
·         Etanol Netral                            p.a (E.Merck)
·         Fenolftalin                               p.a (E.Merck)
·         Air Suling



3.3.      Pembuatan Larutan Pereaksi :
3.3.1.    Pembuatan Air Bebas CO2
              Didihkan air suling selama lebih kurang 5 menit atau lebih, tutup dan dinginkan
              sampai suhu kamar.
3.3.2.   Pembuatan Etanol Netral
1.      Etanol encer : Encerkan 526 ml etanol 95% dengan aquadest hingga 1000 ml.
2.      Etanol encer netral : Pipet 25 ml etanol encer, masukan kedalam Erlenmeyer, tambahkan 2-3 tetes indicator PP titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai terbentuk larutan berwarna merah muda.Catat volume NaOH yang akan terpakai (misal : A ml).
3.      Pembuatan 200 ml Etanol netral : Ukur 200 ml Etanol encer netral, kemudian ditambahkan larutan NaOH 0,1N sebanyak : 200/25 x A ml dan kocok homogen.
3.3.3.   Pembuatan Indikator Fenolftalein
Timbang 100Fenolftaleinmasukkan dalam labu 50 ml, larutkan dalam 30 ml etanol 96 % dan cukupkan dengan aquadest sampai garis tanda.
3.3.4.     Larutan NaOH 0,1N
            Larutkan 4 gram NaOH larutkan dalam 1 liter air suling bebas CO2.

3.4    Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N
1.      Timbang seksama 50 mg asam oksalat yang telah dikeringkan selama 2 jam pada suhu 120  , masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml.
2.      Tambahkan 20 ml aquadest dan kocok sampai larut.
3.      Tambahkan 2-3 tetes indikator Fenolftalein.
4.      Titrasi dengan larutan NaOH sampai timbul warna pada larutan (menandakan titik akhir titrasi), dan catat volume NaOH yang terpakai.
           
3.5. Prosedur Kerja :
1.      Timbang bedak 150 mg,masukkan kedalam erlemeyer 250 ml.
2.      Tambahkan 20,0 ml etanol netral, lalu kocok kuat-kuat, kemudian di biarkan beberapa menit sampai larutan memisah antara larutan  yang jernih dengan endapanya.
3.      Saring,bilas setelah dicuci.
4.      Filtratnya tambahkan fenolftalein 2-3 tetes.
5.      Titrasi dengan larutan standart  NaOH 0,1N sampai terbentuk warna merah muda.
6.      Lakukan penetapan blanko.

3.6.  Perhitungan Kadar :
           
            % Kadar =        100%
            Keterangan :
                         V  : Volume titrasi (ml)
                        N  : Normalitas NaOH         
                        B  : Berat asam salisilat dalam sampel yang ditimbang (mg)
                        Berat sampel per kemasan : 4000 mg
                        Kesetaraan : 1 ml NaOH 0,1N  setara dengan 13,8 mg Asam salisilat



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       HASIL
4.1.1    PERHITUNGAN NORMALITAS LARUTAN NaOH 0,1 N
                        (Lampiran I, hal 17)
4.1.2    DATA PERHITUNGAN KADAR SAMPEL KODE A
                        (Lampiran II, hal 19)
4.1.3    DATA PERHITUNGAN KADAR SAMPEL KODE B
                        (Lampiran II, hal 23)
4.1.4    DATA PERHITUNGAN KADAR SAMPEL KODE C
                        (Lampiran II, hal 27)
4.1.5    DATA PERHITUNGAN PERSENTASE KADAR RATA-RATA DAN               PERHITUNGAN STANDART DEVIASI KADAR ASAM SALISILAT
                        (Lampiran III, hal 31)

4.2       PEMBAHASAN
·         Penetapan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak Marcks dilakukan secara titrasi asam basa dengan Natrium hidroksida  0,1 N sebagai pentiternya.
·         Penambahan indikator Fenolftalein yang bertujuan untuk mengetahui titik akhir titrasi, yang diketahui dari perubahan sampai merah muda



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       KESIMPULAN
·         Kadar Asam salisilat yang diperoleh pada sediaan Bedak Marck yang diperiksa, yaitu:
-          Sampel kode A adalah 0,28%
-          Sampel kode B adalah 0,30%
-          Sampel kode C adalah 0,39%
·         Ketiga sampel diatas Memenuhi persyaratan yang di keluarkan oleh Badan Pom bahwasannya kadar asam salisilat dalam bedak marcks maksimal 0,5%.

5.2       SARAN                                                                                                               
Disarankan kepada penelitian selanjutnya agar kadar Asam salisilat diperiksa pada sediaan lain, misalnya pada bedak dengan merek lain.
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Arsil. 2007. Analis Farmasi Secara Titrtimetri. Cetakan II. Medan: CV Bin Harun
Anief, M. 2003. Ilmu Meracik ObatI.Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia.Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Gusnistar. G. Sulistia, dkk. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Hadjar. M. J. 1993. Ilmu Kimia Analisis III. Yogyakarta
Jr. R. A. Day, A. L. Underword. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama


LAMPIRAN I
PERHITUNGAN HASIL PEMBAKUAN LARUTAN NaOH

Dilakukan 3 kali pembakuan :
1. Berat Asam Oksalat yang ditimbang          = 50,6 mg
    BM                                                              =  126,07
    BE                                                               = 2
    Volume titrasi (NaOH) yang dipakai          = 8,30 ml

Maka Normalitas NaOH:
      = BE    = V  N
                  = 2    = 8,30  N
             N  = 0,0967

2. Berat Asam Oksalat yang ditimbang          = 50,5 mg
    BM                                                              =  126,07
    BE                                                               = 2
    Volume titrasi (NaOH) yang dipakai          = 8,50 ml

Maka Normalitas NaOH:       
= BE    = V  N
                                    = 2    = 8,50  N
                                N = 0,0942

3. Berat Asam Oksalat yang ditimbang          = 50,8 mg
    BM                                                              =  126,07
    BE                                                               = 2
    Volume titrasi (NaOH) yang dipakai          = 8,40 ml

Maka Normalitas NaOH:       
= BE    = V  N
                                    = 2    = 8,40  N
                                    = 0,0959

           Maka Normalitas NaOH yang dipakai:
=
= 0,0956



LAMPIRAN II
PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

       I.            BEDAK MARCK WHITE (KODE A)
Kode Sampel
Berat Penimbangan (mg)
Volume Titrasi (ml)
Normalitas NaOH (N)
Kesetaraan
(mg)
Berat Sampel/Kemasan
(mg)
A1
A2
A3
A4
A5
A6
150,9
150,6
150,7
150,3
150,4
150,5
0,14
0,13
0,12
0,13
0,13
0,14
0,0956
13,8
4000

A1.       Berat Penimbangan     = 150,9 mg
            Volume titrasi             = 0,14 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
           
            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,30%

A2.       Berat Penimbangan     = 150,6 mg
            Volume titrasi             = 0,13 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,28%

A3.       Berat Penimbangan     = 150,7 mg
            Volume titrasi             = 0,12 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,26%
A4.       Berat Penimbangan     = 150,3 mg
            Volume titrasi             = 0,13 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
           
            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,28%

A5.       Berat Penimbangan     = 150,4 mg
            Volume titrasi             = 0,13 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
           
            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,28%



A6.       Berat Penimbangan     = 150,5 mg
            Volume titrasi             = 0,14 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
           
            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,30%



  


    II.            BEDAK MARCK CREAM (KODE B)
Kode Sampel
Berat Penimbangan (mg)
Volume Titrasi (ml)
Normalitas NaOH (N)
Kesetaraan
(mg)
Berat Sampel/Kandungan
(mg)
B1
B2
B3
B4
B5
B6
150,4
1504
150,5
150,8
150,8
150,2
0,15
0,16
0,15
0,14
0,14
0,15
0,0956
13,8
4000

B1.       Berat Penimbangan     = 150,4 mg
            Volume titrasi             = 0,15 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
           
            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,33%


B2.       Berat Penimbangan     = 150,4 mg
            Volume titrasi             = 0,16 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
           
            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,35%

B3.       Berat Penimbangan     = 150,5 mg
            Volume titrasi             = 0,15 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
           
            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,32%

B4.       Berat Penimbangan     = 150,8 mg
                  Volume titrasi             = 0,14 ml
                        Normalitas NaOH       = 0,0956
                        Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
           
                        Kadar  =        100%
                                               =        100%
                                    = 0,30%

B5.       Berat Penimbangan     = 150,8 mg
            Volume titrasi             = 0,14 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,30%



B6.       Berat Penimbangan     = 150,2 mg
            Volume titrasi             = 0,15 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,32%

 III.            BEDAK MARCK ROSE (KODE C)
Kode Sampel
Berat Penimbangan (mg)
Volume Titrasi (ml)
Normalitas NaOH (N)
Kesetaraan
(mg)
Berat Sampel/Kemasan
(mg)
C1
C2
C3
C4
C5
C6
150,4
150,2
150,9
150,2
150,1
150,2
0,18
0,18
0,17
0,16
0,18
0,17
0,0956
13,8
4000

C1.       Berat Penimbangan     = 150,4 mg
            Volume titrasi             = 0,18 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,39%


C2.       Berat Penimbangan     = 150,2 mg
            Volume titrasi             = 0,18 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,39%

C3.       Berat Penimbangan     = 150,9 mg
            Volume titrasi             = 0,17 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

                  Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,37%


C4.       Berat Penimbangan     = 150,2 mg
            Volume titrasi             = 0,16 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
           
            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,35%

C5.       Berat Penimbangan     = 150,1 mg
            Volume titrasi             = 0,18 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

            Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,39%



C6.       Berat Penimbangan     = 150,2 mg
            Volume titrasi             = 0,17 ml
            Normalitas NaOH       = 0,0956
            Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
           
                  Kadar  =        100%
                               =        100%
                        = 0,37%


LAMPIRAN III
PERHITUNGAN PERSENTASE KADAR RATA-RATA DAN STANDART DEVIASI ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK


I.                   UNTUK SAMPEL DENGAN KODE A
Kadar A1 (I)          = 0,30%
Kadar A2 (II)         = 0,28%
Kadar A3 (III)         = 0,26%
Kadar A4 (IV)       = 0,28%
Kadar A5 (V)        = 0,28%
Kadar A6 (VI)       = 0,30%

-          Persen kadar rata-rata I dan II                        =
            =
            = 0,29%

                        Persen deviasi I dan II                                    =   100%
=   100%
                                                                  = 3,44%


-          Persen kadar rata-rata II dan III         =
            =
= 0,27%

                        Persen deviasi II dan III                     =   100%
=   100%
                                                                  = 3,70%


-          Persen kadar rata-rata III dan IV       =
=
= 0,27%





                        Persen deviasi III dan IV                   =   100%
=   100%
                                                                  = 3,70%

-          Persen kadar rata-rata IV dan V         =
            =
= 0,28%

                        Persen deviasi IV dan V                     =   100%
=   100%
                                                                  = 0%



-          Persen kadar rata-rata V dan VI         =
            =
= 0,29%

                        Persen deviasi V dan VI                     =   100%
=   100%
                                                                  = 3,44%
-          Persen kadar rata-rata VI dan I          =
            =
= 0,30%
                        Persen deviasi VI dan I                      =   100%
=   100%
                                                                  = 0%
Persentase penyimpangan terkecil terhadap persentase rata-rata adalah 0% maka kadar Asam salisilat yang dipakai 0,30%
II.                UNTUK SAMPEL DENGAN KODE B
Kadar B1 (I)          = 0,33%
Kadar B2 (II)         = 0,35%
Kadar B3 (III)          = 0,32%
Kadar B4 (IV)       = 0,30%
Kadar B5 (V)         = 0,30%
Kadar B6 (VI)       = 0,32%

-          Persen kadar rata-rata I dan II                        =
            =
            = 0,34%

                        Persen deviasi I dan II                                    =   100%
=   100%
                                                                  = 2,94%

-          Persen kadar rata-rata II dan III         =
            =
= 0,33%

                        Persen deviasi II dan III                     =   100%
=   100%
                                                                  = 3,70%

-          Persen kadar rata-rata III dan IV       =
=
= 0,31%

                        Persen deviasi III dan IV                   =   100%
=   100%
                                                                  = 3,22%

-          Persen kadar rata-rata IV dan V         =
            =
= 0,30%

                        Persen deviasi IV dan V                     =   100%
=   100%
                                                                  = 0%

-          Persen kadar rata-rata V dan VI         =
            =
= 0,31%

                        Persen deviasi V dan VI                     =   100%
=   100%
                                                                  = 3,22%

-          Persen kadar rata-rata VI dan I          =
            =
= 0,31%

                        Persen deviasi VI dan I                      =   100%
=   100%
                                                                  = 3,22%

Persentase penyimpangan terkecil terhadap persentase rata-rata adalah 0% maka kadar Asam salisilat yang dipakai 0,30%

  
III.             UNTUK SAMPEL DENGAN KODE C
Kadar C1 (I)          = 0,39%
Kadar C2 (II)         = 0,39%
Kadar C3 (III)          = 0,37%
Kadar C4 (IV)       = 0,35%
Kadar C5 (V)         = 0,39%
Kadar C6 (VI)       = 0,37%

-          Persen kadar rata-rata I dan II                        =
            =
            = 0,39%

                        Persen deviasi I dan II                                    =   100%
=   100%
                                                                  = 0%

-          Persen kadar rata-rata II dan III         =
            =
= 0,38%

                        Persen deviasi II dan III                     =   100%
=   100%
                                                                  = 2,63%

-          Persen kadar rata-rata III dan IV       =
=
= 0,36%

                        Persen deviasi III dan IV                   =   100%
=   100%
                                                                  = 2,77%

-          Persen kadar rata-rata IV dan V         =
            =
= 0,37%

                        Persen deviasi IV dan V                     =   100%
=   100%
                                                                  = 5,40%

-          Persen kadar rata-rata V dan VI         =
            =
= 0,38%

                        Persen deviasi V dan VI                     =   100%
=   100%
                                                                  = 2,63%

-          Persen kadar rata-rata VI dan I          =
            =
= 0,38%

                        Persen deviasi VI dan I                      =   100%
=   100%
                                                                  = 2,63%

Persentase penyimpangan terkecil terhadap persentase rata-rata adalah 0% maka kadar Asam salisilat yang dipakai 0,39%


DAFTAR TABEL SAMPEL

NO
KODE SAMPEL
VOLUME TITRASI (ml)
KADAR ASAM SALISILAT
 (%)
KADAR RATA-RATA (%)
STANDART DEVIASI
(%)
STANDART
 DEVIASI TERKECIL (%)
KADAR SEBENARNYA (%)
KET
1
2
3
4
5
6
A1
A2
A3
A4
A5
A6
0,14
0,13
0,12
0,13
0,13
0,14
0,30
0,28
0,26
0,28
0,28
0,30
0,29
0,27
0,27
0,28
0,29
0,30
3,44
3,70
3,70
0
3,44
0
0
0,28
1
2
3
4
5
6
B1
B2
B3
B4
B5
B6
0,15
0,16
0,15
0,14
0,14
0,15
0,33
0,35
0,32
0,30
0,30
0,32
0,34
0,33
0,31
0,30
0,31
0,31
2,49
3,70
3,22
0
3,22
3,22
0
0,30
MS
1
2
3
4
5
6
C1
C2
C3
C4
C5
C6
0,18
0,18
0,17
0,16
0,18
0,17
0,39
0,39
0,37
0,35
0,39
0,37
0,39
0,38
0,36
0,37
0,38
0,38
0
2,63
2,77
5,40
2,63
2,63
0
0,39
MS