Kamis, 09 Januari 2014



ANALISIS RHODAMIN B YAN DIGUNAKAN PADA SAMBAL



Description: https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/373028_152954631394230_1791787290_n.jpg


Nama  : Tobok Jonathan Sianturi
     NPM   : 25131021








SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
PROGRAM PENDIDIKAN STRATA 1
PROGRAM STUDI FARMASI
2013



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari makanan. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikonsumsi karena makanan yang tidak aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Aneka produk makanan dan minuman yang berwarna-warni tampil semakin menarik. Warna-warni pewarna membuat aneka produk makanan mampu mengundang selera. Meski begitu, konsumen harus berhati-hati. Karena, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kerap menemukan produk makanan yang menggunakan pewarna tekstil.
Bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan terdiri dari pewarna sintetis (buatan) dan pewarna natural (alami). Kadang-kadang pengusaha yang nakal menggunakan pewarna bukan makanan (non food grade) untuk memberikan warna pada makanan. Demi mengeruk keuntungan, mereka menggunakan pewarna tekstil untuk makanan. Ada yang menggunakan Rhodamin B pewarna tekstil untuk mewarnai terasi, kerupuk dan minuman sirup. Padahal, penggunaan pewarna jenis itu dilarang keras, karena bisa menimbulkan kanker dan penyakit-penyakit lainnya. Pewarna sintetis yang boleh digunakan untuk makanan (food grade) pun harus dibatasi penggunaannya. Karena pada dasarnya, setiap benda sintetis yang masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan efek.
Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil, tetapi tidak boleh digunakan di dalam produk pangan karena diduga dapat menyebabkani ritasi saluran pernafasan, kulit, mata, saluran pencernaan, keracunan dan gangguan hati, serta dalam jangka panjang kanker dan tumor. Pada kenyataannya rhodamin B masih digunakan dalam berbagai produk olahan pangan. Pewarna rhodamin B banyak digunakan pada produk makanan dan minuman industri rumah tangga, antara lain sambal, kerupuk, makanan ringan, pefinen, sirup, minuman kemasan, es doger, dan manisan. Makanan yang diberi zat pewarna itu biasanya berwarna merah lebih terang dan penggunaan rhodamin B dalam produk pangan mungkin karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan zat warna pangan yang diizinkan. Kemungkinan kedua adalah kurangnya pengetahuan produsen industri rumah tangga tentang zat pewarna apa saja yang diperbolehkan dan yang tidak pada makanan. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai sambal yang dijual apakah mengandung Rhodamin B.

1.2              Rumusan Masalah
1.      Apakah sambal yang dijual positif mengandung Rhodamin B?
2.      Apakah bahaya pamakaian Rhodamin B pada sambal?

1.3              Tujuan Penelitian
1.      Untuk menganalisis Rhodamin B yang terdapat pada sambal.
2.      Untuk mengetahui bahaya pemakaian Rhodamin B.
3.      Untuk mengaplikasikan pelajaran yang telah diperoleh dalam menulis sebuah karya ilmiah.

1.4              Manfaat Penelitian
1.      Sebagai alat penambah pengetahuan dan konsep keilmuan penulis khususnya mengenai Rhodamin B.
2.      Sebagai media informasi bagi pembaca mengenai pemakaian dan bahaya Rhodamin B.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar