ANALISIS
RHODAMIN B YAN DIGUNAKAN PADA SAMBAL

Nama : Tobok Jonathan Sianturi
NPM :
25131021
SEKOLAH
TINGGI FARMASI BANDUNG
PROGRAM
PENDIDIKAN STRATA 1
PROGRAM
STUDI FARMASI
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Makanan
adalah salah satu kebutuhan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak
terlepas dari makanan. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus
mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikonsumsi karena
makanan yang tidak aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Aneka
produk makanan dan minuman yang berwarna-warni tampil semakin menarik.
Warna-warni pewarna membuat aneka produk makanan mampu mengundang selera. Meski
begitu, konsumen harus berhati-hati. Karena, Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) kerap menemukan produk makanan yang menggunakan pewarna tekstil.
Bahan
pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan terdiri dari pewarna
sintetis (buatan) dan pewarna natural (alami). Kadang-kadang pengusaha yang
nakal menggunakan pewarna bukan makanan (non food grade) untuk memberikan warna
pada makanan. Demi mengeruk keuntungan, mereka menggunakan pewarna tekstil
untuk makanan. Ada yang menggunakan Rhodamin B pewarna tekstil untuk mewarnai
terasi, kerupuk dan minuman sirup. Padahal, penggunaan pewarna jenis itu
dilarang keras, karena bisa menimbulkan kanker dan penyakit-penyakit lainnya.
Pewarna sintetis yang boleh digunakan untuk makanan (food grade) pun harus
dibatasi penggunaannya. Karena pada dasarnya, setiap benda sintetis yang masuk
ke dalam tubuh akan menimbulkan efek.
Rhodamin
B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil,
tetapi tidak boleh digunakan di dalam produk pangan karena diduga dapat
menyebabkani ritasi saluran pernafasan, kulit, mata, saluran pencernaan,
keracunan dan gangguan hati, serta dalam jangka panjang kanker dan tumor. Pada
kenyataannya rhodamin B masih digunakan dalam berbagai produk olahan pangan.
Pewarna rhodamin B banyak digunakan pada produk makanan dan minuman industri
rumah tangga, antara lain sambal, kerupuk, makanan ringan, pefinen, sirup,
minuman kemasan, es doger, dan manisan. Makanan yang diberi zat pewarna itu
biasanya berwarna merah lebih terang dan penggunaan rhodamin B dalam produk
pangan mungkin karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan zat
warna pangan yang diizinkan. Kemungkinan kedua adalah kurangnya pengetahuan
produsen industri rumah tangga tentang zat pewarna apa saja yang diperbolehkan
dan yang tidak pada makanan. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik
melakukan penelitian mengenai sambal yang dijual apakah mengandung Rhodamin B.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apakah sambal yang dijual positif
mengandung Rhodamin B?
2. Apakah bahaya pamakaian Rhodamin B
pada sambal?
1.3
Tujuan
Penelitian
1. Untuk menganalisis Rhodamin B yang
terdapat pada sambal.
2. Untuk mengetahui bahaya pemakaian
Rhodamin B.
3. Untuk mengaplikasikan pelajaran yang
telah diperoleh dalam menulis sebuah karya ilmiah.
1.4
Manfaat
Penelitian
1. Sebagai alat penambah pengetahuan
dan konsep keilmuan penulis khususnya mengenai Rhodamin B.
2. Sebagai media informasi bagi pembaca
mengenai pemakaian dan bahaya Rhodamin B.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar